Monday, April 21, 2014

Seseorang di kota lain

Dear kamu di kota lain, 

Mengapa kau tak mengucapkan selamat datang padaku tepat ketika kakiku menginjakkan kaki di kotamu?
Apakah ucapan selamat datang darimu berupa macet yang memperlambat perjalananku?
Kota yang indah dengan hiruk pikuk hedonisme yang begitu terasa .
Aku datang ke salah satu universitas ternama di kotamu yang indah. Budaya yang ku kenang budaya yang kubanggakan entah kenapa tak lagi kurasakan.
Jika aku boleh jujur sebenarnya ada sosok yang begitu aku kagumi di kota ini. Rasa itu berdebar saat dirinya menginjakkan kaki di kota tercinta ku, kota yogyakarta yang kata nya begitu romantis.
Sayang, rinduku ini mungkin takkan berbalas. Aku tau. Bahkan nyaliku pun belum terkumpul, hanya untuk berkenalan. Apalagi untuk mengobrol padamu. Jujur sayang. Aku tak pernah merasa begini. Namun inipun aku tak tau mengapaa begitu lemah ketika berhadapan dengan orang sepertimu. Aku lupa aku belum meminta ijin. Sayang, maafkan jika aku belum meminta ijin padamu. Aku belum sekalipun ijin aku memanggilmu sayang. Terlalu cepat sayang, namun apakah itu menyurutkam niatku memanggilmu? Kita pernah bertemu dalam dua kesempatan yang sama. Dan akupun masih belum berani mengungkapkan. Sudah dulu ya sayang. Aku harus tidurr!! Tidak ada yang mengingatkanku. Sungguh ini bukan kode. Aku hanya bercerita. Selamat malam sayang di ranjang yang berbeda. Selamat malam untukmu dam pelukan hangat yang tak pernah usai.

Dari,
Seseorang yang menyayangimu

No comments:

Post a Comment