Dalam malam yang kelam lagi dan lagi aku berdiam dalam segala mimpi dan segala alam yang fana,
dalam semua rindu yang makin membuatku tertahan, dalam semua rindu yang kini ta tertahan. Ataukah segala rindu yang memang belum sempat terucap dalam kata?
Dalam segala debu yang masih membekas, hangat yang masih terasa. Kau tahu? sebuah luka memang tak mudah dilupakan. Sebuah jatuh cinta sepertinya tidak jauh berbeda bukan?
pernahkah kau merasa sebuah jatuh cinta dalam diam? pelan pelan mengucap salam dalam hati? Diam diam kau meliriknya secara perlahan dan hanya dalam hitungan detik? Ataukah kau merapalkan dalam doa yang hanya kau dan mungkin Tuhan yang tahu? Pernahkah kau merasa begitu? Ataukah mencoba berdoa terus menerus? Atau malah kau pernah merasa jatuh cinta tanpa kau sedikitpun tak tahu tentang dia? Ataukah bahkan kau pernah merasa jatuh cinta tapi kau samasekali nama maupun identitas tempatnya? Pernahkah kau merasa bahwa semua jatuh cintamu itu sia - sia ? Pernahkah kau merasa bahwa semua yang kau pikirkan tentangnya malah menjadi distraksi? Rasanya? Sekarang aku tak mungkin ungkapan rasa yang ada. Bisa apa aku? Mencnta pun aku kini tak sanggup lagi.
Dalam apa aku lebih jauh dalam merindu?
Dalam diam akupun sering merindu. dalam rindu yang semakin lama semakin menyakitkan. Karena kau tahu? Aku sering merindumu , merindu dalam diam yang ku yakin semua ini sia sia. dalam semua kisah yang kutahu kini percuma.
Kita dalam diam.
KIta daam masa yang tak pernah ada.
Harapku yang kurindu.
Mungkin ku juga ikut percaya apa yang dituliskan dalam sebuah novel yang kunanti.
Katanya jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Sepertinya ada benarnya. Karena saat jatuh cintalah ada luka. Seandainya....
Persetan dengan seandainya
Diam ku terdiam
Berjalan ku dalam diam
Berhenti ku tuk Jatuh Cinta,mungkin
Ps: malam ini aku diam diam tidak dapat diam dan memejamkan mata
Dalam ketidakdiaman aku masih berusaha dalam diam
No comments:
Post a Comment