Thursday, August 18, 2016

Hingga Pagi Terulang Kembali

Coba kau bayangkan menjadi aku.
Dari bangun tidur, aku selalu kau salahkan karena alarm terlalu kencang.
Saat siap siap kuliah tak jarang kau memarahiku dikarenakan aku mencari sebuah barang.
Aku tak kau bolehkan sama sekali  dandan, padahal bukannya semua wanita harus berdandan?
Saat aku berangkat kuliah aku masih arus membangunkanmu, disela kuliahku aku menelponmu, karena jujur saja semester ini sungguh padat.
Kau tidak pernah bisa mengerti aku dan memarahiku.
Bahkan seringkali kau mengacuhkanku apabila kau tak bangun, tahukahh kau kalau kau sudah tidur dari jam 10 pasti kau akan bangun, tapi tak pernah mengatakan ini padamu, karena aku bilang masih ada waktu 30 menit dan mengingatkanmu tak boleh bolos pun aku ditendang.
Siang hinngga sore aku harus sendirian tak ada kau perduli aku.
Seringkali tiap aku berkirim pesan padamu di baca pun tidak, padahal saat itu kammu sedang bermain Instagram atau mengunggah foto.
Menjelang malam ketika aku beristirahat, aku sering kali ingin bercerita kepadamu mengenai bagaimana hariku dan bagaimana juga harimu.
Namun pada kenyataannya bukan cerita yang kudapat, apabila aku mengungkap inginanku hanya untuk bercerita padamu kau bilang itu semua tak ada yang penting. Kau bilang komunikasi antara kita tidak penting.
Saat aku sedang bosan dan aku ingin ditemani, kau pun mungkin beranggapan sama bahwa aku tak sepenting itu.  Seringkali aku mengemis, dan kenyataannya aku memang tidak dipedulikan. Entahlah aku nomor keberapa bagimu.
Tiap aku meeritakan apapun, ketika aku hanya ingin sedikit saja kau perhatikan kau bilang aku anak anak gabisa dewasa.
Aku sayang kamu. Tapi tolong jangan kau siksa lagi.
Hingga akhirnya kau pulang sangat larut malam dan kita tertidur tanpa sedikitpun kau mnanyakan kabarku.
Hingga akhirnya Pagi Terulang Kembali...

Sunday, August 14, 2016

Haruskah aku bertahan?

Lambat lain semakin kurasa, semakin aku tak sanggup menjalaninya.
Berat yang kurasa sendiri kini
Tanpa adanya pedulimu sedikitpun.
Sayangmu sebatas kata, sebatas angka.
Hingga pada akhirnya ada titik dimana kau tak perduli.
Seperti saat ini.
Pedulikah kau perasaanku?
Semua yang kutanya,kuminta, kumohon kau anggap seperti anak kecil.
Salahkah aku bertanya kamu dimana?
Saat semua orang pun bertanya hal yang sama kepada kekasihnya.
Salahkah aku bertanya masih lama tidak?
Saat semua orang pun akan mempertanyakan hal yang sama apabila kau terlalu lama.
Salahkah aku refleks berteriak ketika aku terkaget dan kakiku terasa sakit.
Sebegitu salahkah aku dimatamu, hingga hal wajar kau anggap aku sebagai aib.
Ataukah aku sebenar benarnya aib bagimu.
Aku tidak ingin mengeluarkan air mataku. Namun kau tak berhenti menyiksaku.
Tak henti membuatku berhenti untuk menyayangimu.
Jika ada rasa yang buatku kecewa adalah kau.
Kau yang tak peduli.
Kau yang mengacuhkanku.
Hingga kau yang tak mau jujur padaku.
Kau boleh berbuat sesukamu, dan sedikitpun aku tak boleh melarang.
Namun aku?
Tidak kau bolehkan.
Kau tak pernah ingat dan ingin tau apakah aku bahagia .
Yang kau suka jika aku tersiksa.
Aku tak bahagia denganmu.
Aku lelah.
Aku ingin istirahat. Mencintaimu.
Aku tak ingin lagi mencintaimu.
Teruslah begini, hingga aku benar benar beristirahat tidak mencintaimu.
Biarkan kita pada dunia masing masing.
Biarkan.
Aku tak sanggup lagi bersamamu lagi.
Ini menyiksa
Sangat menyiksa .
Sungguh

Friday, July 29, 2016

Aku sedih . Makin kesini aku makin kesepian.
Udah gada lagi yang bisa diajak cerita.
Aku pengen cerita. Ngobrol banyak.
Banyak banget isi kepalaku sampe rasanya mau pecah.
Kapan ya aku ngerasain bebas kaya dulu?
Bisa cerita? Bisa ngobrol asik? Ahhh kangen. Semoga gak lama lagi ya aku bisa cerita. Semoga