Thursday, November 23, 2017

Bahagiamu adalah menyakitiku

Luka lagi.  Luka lagi.
Tiap hari kau bahagia semakin bahagia.
Sedangkan aku. 
Bertahan hidup saja aku sudah sangat berat.
Perlahan tapi pasti aku mulai putus asa.
Depresi yang menyerangku pun sepertinya enggan pergi.
Kadang aku hanya butuh kau.
Tapi aku takut aku semakin terpuruk.
Aku terlalu takut untuk mengatakan padamu. 
Aku takut kau tolak. 
Terkadang muncul dipikiranku bahwa kau memang tak ingin lihat aku bahagia.
Boleh kah aku hitung berapa kali kau mengajakku bersenang senang?
Dari hampir 1000 hari kita bersama 10% pun kurasa tidak. 
Kecewa yang ada karena mu selalu aku coba tutupi.
Pada akhirnya aku sendiri yang rapuh. 
Aku sendiri yang terluka. 
Dan tubuhku makin lama makin tidak berarti. .
Aku tak punya siapapun untuk sedikit menikmati hidup.
Aku cukup terluka. 
Aku pernah berpikir untuk mati saja
Bahkan hal yang tak seharusnya aku lakukan pun aku lakukan. 
Percayalah cutting adalah hal yang oaling melegakan saat ini
Saat semua beban terasa menyakitkan
Kau dibohongi terus menerus.
Aku hanya bisa apa. 
Kau pun seringkali tak peduli aku sedang lapar laparnya atau aku sedang srdih sedihnya. 
Yang kau pedulikan hanya kau.
Haruskah aku tetap bedtahan? Ataukah aku harus mengakhiri sendiri? 
Aku terlalu berharap mungkin

Saturday, July 8, 2017

Harapan semu

Apalagi kini yang perlu diharapkan
Kau mencoba terlalu keras bahkan terlalu keras
Tapi apa yang aku lakukan?
Aku tak bisa memahamimu.
Perbedaan yang makin kesini makin terasa.
Apa yang terlalu tidak aku sukai namun tak pernah sanggup untuk aku ungkapkan
Saat batas itu sudah aku lewati tetap saja kau tak bisa mengerti.
Mungkin bagimu aku egois
Tapi jujur saja.
Aku tak bisa punya pasangan begini.
Dimana yang aku inginkan tak lagi sama dengan apa yg kau inginkan
Tujuan kita yang berbeda
Keinginan kita yang bagai langit dan bumi.
Sampai kapan kita harus bertahan?
Apakah aku harus menyiksa diriku sendiri terus menerus?
Bagaimana caranya agar kau bisa memahami?

Saturday, June 10, 2017

Aku jatuh cinta

Aku jatuh cinta
Tanpa perlu mengenalmu
Tanpa perlu memahamimu
Entahlah aku jatuh cinta sejak pertama melihat tulisanmu
Tak pernah kupahami jatuh cinta sesederhana itu
Kamu, buatku jatuh cinta.

Wednesday, May 10, 2017

Kita

Kita yang tak pernah dipertemukan dengan keadaan yang sama.
Malam ini, tepatnya bulan purnama sedang bersinar begitu terang.
Tepat beberapa tahun lalu pada waktu ini bulan ini dan juga tanggal ini kita bersama.
Sekarang keadaan kita berbeda.
Namun bukankah saat itu keadaan kita pun demikian?
Saat itu kau masih dengannya.
Kita mencuri waktu.
Aku tau aku salah tapi aku tak mengetahui semuanya kala itu.
Kini mungkin kita berbeda.
Kita tak bisa sama seperti dahulu.
Tapi saat ingat waktu itu ternyata sakit yang kurasakan sama.
Entahlah aku yang terlalu bodoh atau aku terlena.
Semua obrolan kita bagaikan waktu yang berjalan.
Ketahuilah obrolan yang pernah kita alami, masi tersimpan rapi di hati ini.
Aku selalu berharap kita tak seperti ini.
Saat bersamamu adalah fase paling bahagia saat itu.
Kita bagaikan gembok dan kunci.
Sayangnya semua itu hanyalah harapan kita, kau dengannya.
Entahlah apa kabarmu kini.
Aku mungkin rindu, tapi tak pantas rasanya merindukanmu dengan keadaan kita yang sekarang.
Demi apapun, aku tak mengerti kehendak semesta.
Kita selalu bahagia dan terluka disaat yang sama.
Anehnya luka itu terus menjadi candu.
Semoga dimalam yang dingin ini kamu tidak merasa yang sama.
Semoga kamu selalu bahagia.
Semoga kamu selalu tertawa.
Percayalah aku mendoakanmu dengan baik

Friday, March 10, 2017

Kumohon Kau Membaca Ini

Hai kamu,
Siapapun kamu, entah perempuan ataupun lelaki,
Kamu, yang baru ingin mempunyai pacar ataukah yang sedang memiliki pacar.
Sseorang yang kamu pacari itu manusia,
Bukanlah sebuah benda,
Kadang kau mencintai dengan amat sangat.
Namun bukan kau berhak untuk mengekang dan memaksa pacarmu itu.
Mungkin kau bermaksud untuk menjaga cintamu, namun ketika caramu salah bisa saja pacarmu malah gak nyaman.
Beruntunglah apabila kau memiliki pacar yang memberimu banyak kesempatan.
Namun sesabar - sabarnya pacarmu itu pastilah dia juga manusia yang memiliki batas kesabaran.
Ada saatnya dia benar benar jenuh dan kau tak membantu apapun
Segala masalah yang dia hadapi bukannya kau bantu selesaikan sebagai pacarnya, namun kau tambahi dengan masalah yang kau buat.
Seseorang juga punya batas lelah
Batas dimana dia pengen hidup sendirian tanpamu dan tanpa masalah yang kau buat.
Dia juga pengen ditemani ditiap masalahnya
Dia pengen dipahami, seperti dia selalu mencoba memahamimu.
Mungkin bagimu dia selalu salah. dia tak seperti yang kamu bayangkan
Tapi pernahkah kau berada diposisi dia?
Apapun yang dia lakukan salah dimatamu.
Apapun yang dia inginkan salah, sekalipun itu makan murah yang mampu ia beli sendiri.
Dia hanya minta sedikit ditemani.
Dia bahkan tidak pernah meminta uangmu sedikitpun.
Dia selalu menahan keinginannya demi mnuruti semua keinginanmu.
Bahkan dia melupakan dirinya sendiri untukmu.
Tapi saat dia meminta sedikit waktu dan uang untuk memanjakan dirinya sendiri kau tak pernah memberi, Sekalipun dia samasekali tidak meminta uang dan waktumu.
Dia sering berpikir apa arti dia dimatamu?
Dia setiaphari ketakutan, kau akan marah.
Mungkin banyak yang bilang dia bodoh.
Sampai semua temannya menjauhinya.
Tapi dirinya selalu mencintaimu, walaupun hatinya aku yakin sudah tak sanggup lagi,
Dia sering bercerita padaku kalo dia ingin meninggalkanmu, namun dia merasa ini bukan waktu yang pas.
Aku yakin, jika saat nya nanti dia pasti akan meninggalkanmu.
Bukan karena dia tidak cinta lagi.
Namun, saat dia menyadari bahwa dia hanya buang buang waktu bersamamu.
Dia bisa memiliki masa depan yang lebih baik.
Namun dia masih saja memilihmu,
Mungkin waktu yang akan membuatnya menyesal.
Semoga saat dia sudah berhasil melupakanmu semua belum terlambat.
Aku hanya berharap kamu merubah sikapmu sehingga pengorbanan dia selama ini tidak sia - sia.


Dia, masih mencintaimu,
Walaupun kau tak pernah menganggapnya seberharga itu.

Thursday, August 18, 2016

Hingga Pagi Terulang Kembali

Coba kau bayangkan menjadi aku.
Dari bangun tidur, aku selalu kau salahkan karena alarm terlalu kencang.
Saat siap siap kuliah tak jarang kau memarahiku dikarenakan aku mencari sebuah barang.
Aku tak kau bolehkan sama sekali  dandan, padahal bukannya semua wanita harus berdandan?
Saat aku berangkat kuliah aku masih arus membangunkanmu, disela kuliahku aku menelponmu, karena jujur saja semester ini sungguh padat.
Kau tidak pernah bisa mengerti aku dan memarahiku.
Bahkan seringkali kau mengacuhkanku apabila kau tak bangun, tahukahh kau kalau kau sudah tidur dari jam 10 pasti kau akan bangun, tapi tak pernah mengatakan ini padamu, karena aku bilang masih ada waktu 30 menit dan mengingatkanmu tak boleh bolos pun aku ditendang.
Siang hinngga sore aku harus sendirian tak ada kau perduli aku.
Seringkali tiap aku berkirim pesan padamu di baca pun tidak, padahal saat itu kammu sedang bermain Instagram atau mengunggah foto.
Menjelang malam ketika aku beristirahat, aku sering kali ingin bercerita kepadamu mengenai bagaimana hariku dan bagaimana juga harimu.
Namun pada kenyataannya bukan cerita yang kudapat, apabila aku mengungkap inginanku hanya untuk bercerita padamu kau bilang itu semua tak ada yang penting. Kau bilang komunikasi antara kita tidak penting.
Saat aku sedang bosan dan aku ingin ditemani, kau pun mungkin beranggapan sama bahwa aku tak sepenting itu.  Seringkali aku mengemis, dan kenyataannya aku memang tidak dipedulikan. Entahlah aku nomor keberapa bagimu.
Tiap aku meeritakan apapun, ketika aku hanya ingin sedikit saja kau perhatikan kau bilang aku anak anak gabisa dewasa.
Aku sayang kamu. Tapi tolong jangan kau siksa lagi.
Hingga akhirnya kau pulang sangat larut malam dan kita tertidur tanpa sedikitpun kau mnanyakan kabarku.
Hingga akhirnya Pagi Terulang Kembali...

Sunday, August 14, 2016

Haruskah aku bertahan?

Lambat lain semakin kurasa, semakin aku tak sanggup menjalaninya.
Berat yang kurasa sendiri kini
Tanpa adanya pedulimu sedikitpun.
Sayangmu sebatas kata, sebatas angka.
Hingga pada akhirnya ada titik dimana kau tak perduli.
Seperti saat ini.
Pedulikah kau perasaanku?
Semua yang kutanya,kuminta, kumohon kau anggap seperti anak kecil.
Salahkah aku bertanya kamu dimana?
Saat semua orang pun bertanya hal yang sama kepada kekasihnya.
Salahkah aku bertanya masih lama tidak?
Saat semua orang pun akan mempertanyakan hal yang sama apabila kau terlalu lama.
Salahkah aku refleks berteriak ketika aku terkaget dan kakiku terasa sakit.
Sebegitu salahkah aku dimatamu, hingga hal wajar kau anggap aku sebagai aib.
Ataukah aku sebenar benarnya aib bagimu.
Aku tidak ingin mengeluarkan air mataku. Namun kau tak berhenti menyiksaku.
Tak henti membuatku berhenti untuk menyayangimu.
Jika ada rasa yang buatku kecewa adalah kau.
Kau yang tak peduli.
Kau yang mengacuhkanku.
Hingga kau yang tak mau jujur padaku.
Kau boleh berbuat sesukamu, dan sedikitpun aku tak boleh melarang.
Namun aku?
Tidak kau bolehkan.
Kau tak pernah ingat dan ingin tau apakah aku bahagia .
Yang kau suka jika aku tersiksa.
Aku tak bahagia denganmu.
Aku lelah.
Aku ingin istirahat. Mencintaimu.
Aku tak ingin lagi mencintaimu.
Teruslah begini, hingga aku benar benar beristirahat tidak mencintaimu.
Biarkan kita pada dunia masing masing.
Biarkan.
Aku tak sanggup lagi bersamamu lagi.
Ini menyiksa
Sangat menyiksa .
Sungguh