Selamat siang, aku rasa aku menuliskan ini saat waktu beranjak siang.
Setidaknya otakku yang membisikkan bahwa ini sudah siang.
Aku ingin bercerita.
Aku bercerita seperti biasa, dengan sudut pandang orang pertama dan tokoh utama. Yaitu aku.
Kata teman ku. Mungkin bisa disebut teman yang lumayan dekat. Kurasa.
Dia khawatir dengan keadaanku katanya.
Aku bahkan tak mengerti
Apa yang dia khawatirkan berlebih.
Sepertinya aku baik baik saja.
Hanya sedikit pusing dan pucat.
Dia datang ke tempatku.
Kami berdua duduk diranjang yang sama.
Dia bilang apakah aku kesepian?
Kau pikir apa? Aku baik baik saja? Jika nyatanya ada yang mengira aku buruk toh itu sudut pandangmu ,bukan?
Saat itu mungkin aku sedikit lusuh.
Boro boro dengan make up. Bedak tipis pun malas aku poleskan.
Rambut tersisir rapi?
Rasanya aku kuncir ekor kuda dengan anggapan persetan apabila ada helai rambut yang terlepas.
Mungkin aku sedikit berantakan.
Bukankah aku tak dapat menilai diriku dengan sudut pandang aku?
Rasanya tak obyektif jika aku menilai sendiri.
Lagi lagi dia menanyakan.
Apa yang mengganggumu.
Apakah kau ingin kekasih?
Spontan saat itu aku tertawa. Mungkin kalau kau perhatian kau paham itu tertawa lirih.
Bukan, aku tak setragis itu kok. Aku hanya merasa. Ya perasaan yang mungkin membunuh.
Kau tau? Apa nyatanya aku setragis itu?
Toh aku tertawa,aku bermain. Seperti anak anak yang belum mengenal apapun. Masalah misalnya.
Tapi aku tetaplah seorang gadis yang menurut hukum sepertinya telah dapat dianggap dewasa. Terkadang memang kesepian itu.... ah lupakan saja.
Itu tak penting.
Ps:
Mendengar Dosen Mengajar dalam Sepi saat RAMAI
No comments:
Post a Comment