Selamat malam menuju pagi kekasihku (ter)sayang..
Ku dengar saat ini sedang banyak yang menulis surat terbuka. Kau ikut tidak? Atau bahkan kau tak mendengar. Ah kau selalu begitu sayang. Terlalu nyaman berdiam di benakku. Tanpa berkutik dan tanpa gerak sedikitpun. Kau membuat hariku menjadi lebih tenang.
Sayang, aku tau dn aku begitu paham kondisi ketika aku sedang menulis surat ini dikamar yang lebih mirip kandang monyet. Aku menggunakan monyet karena aku menghargai teori Eyang Darwin. Kalau kita hasil evolusi dari spesies kera itu sendiri. Mari kita lanjut sayang sebelum aku melntur dan melalangbuana semakin mesra. Aku tahu sayang, saat aku menulis surat ini da kamu membacanya kamu pasti berpikir ini untuk siapa. Aku menulis ini untukmu sayang, namun kita belum berpacaran. Apa boleh buat aku tetap menulis ini. Ini surat saat aku tulis memang belum bertuan. Namun jika kamu ingin menjadikan surat ini untukmu kamu isa terus terang sama aku. Gak ada salahnya kan?
Hati ini tergerak sayang melihat surat ini ama terbengkalai. Ya sebenarnya begitu sepele. Bukannya sebuah surat harus ada tujuan? Lama aku memikirkan tujuan surat ini. Tetap sayang otaku terlalu lemah. Aku tetap belum menemukan surat ini untuk siapa. Ya sekali sekali aku melanggar UNDANG UNDANG SURAT dan aku membuat surat ini (belum) bertuan. Surat yang jujur ini tak mungkin aku biarkan di pojokan kamar bersama onggokan baju kita sayang. Terlalu tragis akhir surat ini. Namun aku akan mencari dan trus mencari yang dapat menghargai surat (tak) bertuan ini.
Sayang, ini sudah pagi bukan? Rasanya kamu harus tidur. Jika ketika kamu membaca ini tidak pagi, melainkan siang,sore ataupun malam anggap saja ini pagi. Dimana kamu membangunknku dengan ciuman mesra mu itu. Selamat Pagi Sayang. Semoga hadirnya suratku dapat membuatmu jadi bahagia.
(Dicintai terkadang lebih sulit daripada mencintai,karena terkadang kita sering tak sadar menyakitinya)
Dari,
(Calon) Pacarmu
No comments:
Post a Comment