Wednesday, November 19, 2014

Cerita dalam Semoga

Detik berdetak dalam kesunyian, seperti sandi morse yang tergambar dalam isyarat.
Sandi yang harus dimengerti lewat untaian peristiwa tak terarah.
Peristiwa katamu?
Sebuah potongan kejadian, ungkapan, atau sekedar tulisan?
Aku kembali lagi disini.
Aku kembali seperti biasa untuk bercerita.
Untuk menulis tiap inchi emosi yang kurasa dalam diam.
Dalam perenungan yang kupikir matang - matang.
Dalam harap sebuah pengharapan.
Seperti cahaya dalam kegelapan.
Hidup terkadang metafora kawan.

Kau pernah meminum segelas coklat?
Kita tak pernah terbayang rasa yang akan kita kecap.
Entah manis, pahit ataupun hambar.
Kita tak pernah tau sebelumnya seberapa banyak gula yang akan kita tuang.
Bisa setetes bisa pula sesloki gula.
Kita tak pernh tahu bukan?
Seperti sebuah perkenalan yang tak kita tahu ujungnya bakal kemana.
Berakhir sampai disana, berlanjut berteman atau bahkan ada yang berpacaran.
Sebuah pertemuan selalu ada akhir.
Juga selalu ada awal yang baru.
Bicara apa aku kali ini?
Tentang hidup? Cinta? Pertemuan?

Sebuah dalam berbagai peristiwa.
Sebuah kataku.
Bukan dua ataupun tiga.
Apakah aku tempatmu berlabuh?
Apakah aku tempatmu untuk pulang?
Apa malah aku yang takbisa lepas darimu?
terdistraksi akan tiap langkah mu?
Atau...
Au tak tahu lagi.
Kamu semakin menjadi dalam afeksi yang tak lagi kutawar
Sebagai candu yang membunuh perahan. Tanpamu. Tanpa kita. Aku


PS: Aku menulis dalam hingar bingar dan carut marut tugas.
Seperti kamu mungkin, yang membaca ini saat jenuh dengan tugas yang berlebih.
Disini aku menulis dan disana kamu membaca. SEMOGA.

4 comments: