Saturday, January 31, 2015

Jangan Lupa ke Gereja!

Selamat siang mas,
Ini hari minggu yang cerah bukan? Ya sepertinya memang begitu. Seperti suasana hatiku mas. Mas, sore ini mau kemana? Jangan lupa kau ke gereja mas. 
Aku mengingatkanmu saat ini karena aku sedang tak bisa menemanimu. Aku berada ditempat yang sangat jauh mas. Bahkan tidak dapat terhitung secara kilometer. Mas, tahukah? Bukan karena wilayahmu ataupun jarak. Karwna sesungguhnya aku tak tahu kamu dimana mas. Berdoa kepada Tuhan mas. Semoga masalahmu semua terselesaikan mas. Doaku menyertaimu.

Dari,
Adikmu tersayamg

Friday, January 30, 2015

Dirimu Lelakiku

Selamat  pagi lelakiku,
Dalam diam yang memburu dan libur yang sungguh membosankan.
Ya aku tahu ini sungguh membosankan karena tak ada kau disini.
Ingatkah jika ada dirimu hatiku selalu menjadi bahagia tiada tara. Dalam penantian yang sungguh panjang ku harap kau menjadi renjana yang abadi.
Kau tau? Dalam doa ku mengatakan kepada yang Ilahi janganlah membuat kau jauh dari ku Tuhan. Namun apa daya? Dia Yang Kuasa tidak mengijinkan itu. Sayang, kembali lagi aku ingin memanggilmu sayang. Setelah lama aku tak menulis blog namun hadirmu lah yang membuat kemampuan menulisku ada. Surat hari kedua ini kutujukan padamu. Kau yang dari dulu tiap aku didekatmu memaksa untuk menulis. Apapun tentang kita. Kita? Iya sayang dulu aku dan kamu sering menjadi kita.
Ohya, aku hampir lupa. Kemarin sebelum aku solo traveling aku sempat mengobrol dengan temanmu ya dia memgatakan ke teman kosku kalo kita pacaran. Astaga aku ingin tertawa rasanya. Kita pacaran? Sedikitpun terbayang pun tidak.
Apalagi saat kita menonton dibalik 98 kita saling merasa canggung bukan? Ah aku ingin seperti dulu. Merindukanmu lewat tulisan secara leluasa. Menuliskan segala pertemuan kita dan membaca bbm mu yang sangat menggoda.
Sayang, dengan menulis ini kuharap liburanku menjadi lebih baik. Aku merindukanmu.

Bali, 31 January 2015

Thursday, January 29, 2015

Ajakan untuk Kembali

Selamat siang, Mas.

Aku menulis surat penuh cinta yang pertama tepat saat tidak berada di kota pertemuan kita.
Mas , maafkan aku surat ini aku tujukan padamu. Kau masih menjadi sesorang yang spesial mas. Walau sampai hari ini pun sesungguhnya aku tak kuasa untuk mengerti dimana dirimu kini.
Mas, ijinkanlah jika sedikit saja kau berkenan datang kembali dan menceritakan segala keluh kesah tentang apa yang terjadi sehingga kau dapat menghilang tanpa jejak seperti ini.
Mas, tahukah? Apabila bulan dan bintang menawarkan kerendahannya aku akan menjawab agar mereka menjaga mas untukku. Apa daya, kekuatanku belum cukup sempurna untuk mengatakan itu kepada bulan dan bintang?
Mas , apa kau tak merindukanku?
Berada di bawah sinar rembulan di depan gereja yang suci? Seperti yang sering kita lakukan dulu tiap sepulang rapat.
Mas, apa kau kini jadi menambah tatto di sekeliling perutmu.
Ijinkan aku melihat tato itu mas, bukannya dulu kau selalu bangga memamerkan tatto mu padaku?
Bukankah sebagai adik kau takkan meninggalkan ku seperti ini?
Ah. Mas, kuharap kau segera hubungi kembali adikmu yang selalu menantimu ini.
Semoga mas baik baik saja.
Doa ku besertamu

Nb:  Nomerku masih yang lama

Tuesday, January 13, 2015

Saat Bersamamu

Hari ini telah kurasakan suatu hal yang menyiksa selama kurang lebih dari 48 jam,
Kau tahu semakin kesini rindu semakin terasa.
Hal yang membuatku merasa begitu utuh saat bersamamu.
Waktu yang bergulir sangat cepat, dan rasanya ingin kuhentikan begitu saja rindu yang tak bersisa ini.
Apa yang terjadi padamu? rindu yang kau buat seakan memberikan candu yang tak pernah berakhir.
Untuk apa kau hadir? Jika kau begitu saja pergi lagi?
Untuk apa kau toreh cinta yang sudah lama kucoba lupakan?
Untuk apa rindu ini jika kau tak pernah kembali?
Akankah kau kembali? Tapi kapan?

Dalam duka ini kutulis rindu yang selalu muncul saat kau tak ada.
Kau membuatku tak lagi dapat berpikir secara jernih waktu demi waktu kurasa hampa.
Entah hampa yang benar hampa. Atau hampa demgan model lainnya.
Rasanya... Kau belum pernah merasakannya bukan?

Ah aku ingin bertanya padamu malam ini, sudah berapa malam minggu yang tidak kita lewati bersama? Sudah berapa waktu kit atak merasakan kenyamanan antara kita? Sudah berapa film yang tidak kita tonton bersamaan? Atau sudah berapa Rumah makan yang belum kita coba?
Sepertinya sudah lama sekali kita berdua saling menghilang.
Apa yang kau rasakan?
Aku ingin jujur, rindu yang kurasa mungkin tak terbendung. Saat aku menonton sendiri terbayang hangat tubuhmu yang memelukku, serta wangi tubuhmu yang menjadi keharuman favoritku, dan napasmu yang begitu tenang membuatku nyaman.
Kau tau aku selalu merasa kau didekatku, walau kau tak lagi ada.
Kau tahu?Rokok Marlboro Gold mu lah yang membuatku setip saat mengingatkanku, siapapun yang menghisapnya sontak membuatku menoleh dan berharap itu dirimu. Tidak kau beda dengan si pemiilik Rokok Signature. Aku tak mengerti tapi tetap saja kalian berbeda. Nyaman yang sama namun rasa yang berbeda.
Kerinduan, Rasa, dan Kenangan kita takkan lekang oleh waktu.

Datang lagi jika kau ingin datang.
Aku masih yang dulu dan akan selalu seperti itu buatmu.
Segala rindu ini kusimpan dan takkan kubagi.
Yakinlh nyamanku tentangmu takkan kulupa/
Rindu dan waktu akan membawamu kembali.
Ku Yakin itu.

Oh ya kemarin temanmu itu bertanya, "Apakah aku pacarmu?"
Katanya kamu tak pernah membawa perempuan dan dekat dengan perempuan.
Dengan begitu aku yakin, Kau tepat untukku. Seperti aku yang mempercayai bahwa kamu bakal tetap setia.
Kuyakin kau tak mengumbar cintamu kepada banyak orang walau hanya bercanda.
Kpercaya nyaman ini tak lagi salah. Semoga.

NB : Bersama hujan kukirim rindu ini
Bersama mendung ku kan selalu menantimu.