Saturday, April 4, 2015

Segelas Bir dan Cerita Kita

Teruntuk Kekasihku,

Kekasih,hingga saatku menulis tiap rangkai surat ini, dinginku akan tubuhmu begitu menyayat.
Kekasih, rinduku mungkin tak sebandimg dengan kekecewaanku saat ini. Ketika perlahan kau tak mengabariku barang sekejap satu atau dua kalimat. Aku tak pernah menuntut terlalu banyak, kekasih. Tidak kau acuhkan dan kau membutuhkanku. Itu sepertinya sudah cukup bagiku, kekasih. Apalagi jika kau dapat mejadi teman bercengkeramaku. Demi apapun, aku mencintaimu. Hanya saja terkadang aku tak yakin, kau mencintaiku atau tidak? Mungkin cara mecintai kita yang berbeda sayang. Atau aku terlalu serius menghadapi ini. Percayalah sayang aku hanya ingin kamu berubah. Aku hanya ingin terus mencintaimu sampai akhir.  Kuharap kita tak akan seperti gelas bir ini. Yang setiap tegukan kita rasa pahit namun dengan cepat habis. Aku ingin kita selalu manis dan langgeng selamanya. Selamat malam, kekasihku.

1 comment: