Teruntuk Kamu,
Yang perlahan menjadi spesial
Selamat pagi, kamu. Selamat pagi. Kuulangi sekali lagi. Selamat pagi. Entah pikiranku lagi kalut. Entah rasanya kepalaku mulai penuh. Ahhhhhhh... Apalagi yang kau pikirkan? Terserah! Aku lelah. Aku pusing. Soal akuntansi biaya memang membuat kepalaku semakin berat. Kedua, kau pasti tau. Aku merindumu. Tentu. Maafkan aku hari ini aku sesang tak enak badan apabila membuatmu sedikit kesal.
Ahhhhh selamat pagi. Kurasa dengan menulis ini akan mengurangi bebanku itu. Tentu bukan kamu.
Eh iya aku lupa aku ingin menceritakan tentang menonton film Annabelle yang hampir ditunggu oleh banyak orang. Bahkan ada yang rela membeli dari calo dengan harga yang selangit itu.
Begini, hari itu aku lelah sekali. Seperti hari ini rasanya. Badanku lemas dan pusing. Aku selalu merasa begitu ketika aku sedikit memiliki pikiran yang agak banyak. Kalo kau mau tahu aku sedang memikirkanmu dan tentu saja akuntansi biaya untuk besok. Aku berjalan di amplas untuk mencari face mask. Sore itu aku berencana menonton My Idiot Brother. Sendiri. Eh kamu tiba tiba menyanyaiku sedang dimana dan mengajakku menonton annabelle. Lagi lagi kubilang candu apa yang merasuki ku. Aku mau saja. Aku antri tiket dan mendapatkannya. Kurasa antrinya memang masih sepi saat itu. Tidak seperti sekarang. Aku pun dapat menyamainya dengan pasar tumpah.
Malam hari. Kita akan menonton pukul 20.40. Kamu bilang motormu mogok pas 10 menit sebelum film dimulai. Aku kesal. Tapi aku mencoba menahannya. Ternyata aku berhasil dan aku menunggumu didepan cinema sampai kita telat 15 menit. Keterlaluan bukan kamu? Kita tak pernah nonton iklan di bioskop kau tau?
Kurasa aku sudah melewatkan beberapa film. Dan sekarang aku ingin menonton My Idiot Brother kalau tidak Dracula Untold. Tentu bukan malam ini. Malam ini aku sedang bercumbu dengan akuntansi biaya, kau tahu? Rasanya seperti melayani namun diam saja. Lelah. Ya akuntansi memang sepertinya melelahkan. Semoga kamu tak seperti itu. Kembali ke topik. Mau kah kamu menemaniku besok?
Maaf aku tahu besok aku pasti bakal lebih butuh distraksi. Tenang bukan kamu distraksinya. Kurasa kamu lebih dari sekedar distraksi. Kuulangi sekali lagi. Kamu mau menemaniku?
Ttd
Gadis yang menungguimu dengan sedikit sabar
No comments:
Post a Comment