Metamorfosis pelajaran kita kelas 4 SD dahulu bukan?
Pertama kali mendengar kata ini tentu kita sedang berkata bahwa kata ini begitu istimewa.
Sampai pada saat kita disuruh menghapal siklus dari metamorfosis.
Alamakk banyak sekali siklusnya dengan bahasa yang sangat aneh pula.
SMP dan SMA saat itupun tentu kita masih mengingat.
Kuliah?
Disini aku tak kuliah dijurusan yang berhubungan tentang IPA kontan saja, aku mulai melupakan kata ini.
Sampai pada saat tema SETIAP HARI MENULIS SATU hari ini adalah metamorfosis
Saat aku menulis kata demi kata yang masih ambruladul ini Metamorfosis bukan siklus kupu kupu, dari ulat menjadi kupu kupu yang indah.
Saat ini mungkin aku merasa seperti patah hati, padahal nyatanya tidak seperti itu.
Metamorfosis sering kita artikan perubahan.
Tahukah? perubahan tak melulu menjadi indah seperti layaknya ulat menjadi kupu kupu.
Sadarkah? Kita tiap hari bermetamorfosis.
Bahagia menjadi duka. Jatuh cinta lalu Patah Hati.
Lalu apa bedanya?
Ya terkadang kita berharap akan menjadi baik. Nyatanya tak banyak yang berubah, dan kadang lebih buiruk.
Akhir bulan lalu, mungkin tanpa kusadari aku sedang jatuh cinta atau pun aku menemukan distraksi.
Tapi Akhir bukan Oktober yang mulai musim penghujan ini, hatiku seakan mulai mendung.
Ya perasaanku tak lagi sebahagia. Memang, setahuku tak pernah ada barometer dari sebuah kebahagiaan aku tetap tak tahu pasti.
Metamorfosis memang kadang tak pernah bisa ditolak. Kita hanya perlu menikmati serta merasakan lebih.
Ahhh.
Seperti luka yang semakin menganga kurasakan. Harus kujalani walaupun sulit.
Seperti kita menghapal siklus metamorfosis kupu kupu , bukan?
Kata kata meluncur turun seperti air mata yang mulai tak terbendung. NAmun memang aku sepertinya tak pernah kapok dan lelah. Aku tetap bermetamorfosis. Entah menjadi baik atau buruk. Hasilnya selalu terakhir bukan?
No comments:
Post a Comment