Friday, October 3, 2014

Hujannya gerimis ya?

Hujannya gerimis. Nanggung. Kaya hubungan...... Engggg

Akkkhhh aku lupa, selamat pagi kamu . ingatkan pada jiwamu, bahwa disini waktu adalah pagi. Kataku kapanpun selalu pagi. Kataku hidup itu selalu cerah. Kataku. Ahhh lagi lagi kataku. Mana ada katamu --" Sini berikan Katamu. Agar aku mengerti. Bisa memahami.
KZL.
Kemarin, aku bercerita kepada malam. Tentang kamu. Tentang tiap inchi dari lekuk wajahmu yang kuingat. Mungkin sang malam bingung, tidak biasanya aku mencarinya. Biasanya, aku lebih senang memuja pagi. Seperti bulan memuja matahari. seperti ah lupakan saja. Tak penting. Lanjutkan saja pada intinya.
Mari kita masuk dalam cerita yang kuceritakan kepada malam semalam.
Begini dimulai dari pertemuan. Tak ada pertemuan maka tak mungkin ada kisah. Kisahku, kamu , atau malah kisah kita? Aku belum menjawab. Kataku aku tak tau. Jangan bertanya!

Bermula Malam minggu
Saat itu aku bertemu dengannya. MABA! Anak labil baru lulus sma, hih. Kelakuan masih anak kecil. Dipikiranku begitu bergejolak. Temanku yang kebetulan lagi didekatku langsung bilang, jangan dekati. Jangan. Mereka tak baik. Sungguh. Pikirku saat itu, PERSETAN. Aku tak peduli. Kutanggapi saja mau mereka, toh aku disana sedang berdua saja hanya dengan temanku.
Mengobrol lah tentang ya yang memang semua maba akan bertanya. KULIAH. Omaigatt temanku benar benar tak terima. Dia mengajak pulang.

Minggu sore,
anak itu mengajakku kegereja. Ah kebetulan temanku sedang berada didalam kosku . dimarahinya lah aku selama mungkin. Lelah. Malas. Keparat

Sabtu sore
menonton tenggelamnya kapal van der wijck. Film keparat. Membuat siapapun merasa apa yang dinamakan jatuh cinta dan ditinggalkan. Menangis. Disitulah bermula. Kamu menanyakan mengapa aku tak mengajakmu. Kataku. Aku tak tahu.

Sabtu malam.
Kita menonton Lets Be Cops film kedua yang kutonton hari itu. Tidak sendiri namun bersamamu. Ya kau saat itu memanggilku kakak dan aku malah merasa menjadi adikmu. Duh gagal paham

Minggu sore
Kita bersama lagi. Kegereja GKI konyol. Aku katolik. Kamu kristen dan aku mau maunya kamu ajak kesana. Sudah 10minggu tidak kegereja dan aku mau? Konyol

Rabu Malam
Akhhh aku kuliah 4sesi hari itu. Dan 3 matakuliah kuis rasanya seperti kena musibah berurutan. Malam itu , kau tak lagi memanggilku kakak. Kau merengkuhku dengan tanganmu dalam pundakmu. Ah berani sekali kau . Memanggilku sayang, beb. Memangnya aku siapamu?

Kamis malam
Lagi lagi kita menonton. Ah memang sepertinya kita menonton banyak film minggu ini 3 kalau tak salah. Kita seperti terkena distraksi akan sebuah film. Disini aku kedinginan. AC Badebah. Dingin menusuk tulang yang paling dalam. Membuatku malah seperti orang yang diluluri es yang sangat banyak. Menggigil. Konyol. Kau merengkuhku lagi. Disana aku merasa seperti. Ah kau tak perlu tau. Mari kita lanjutkan lain kali. Ketika cerita ini menjadi utuh.
Hujannya gerimis ya?
Nanggung

Ada sebuah catatan yang harus kau baca, dalam diam. Aku menulis berdasar apa yang aku pikir dan aku rasa.
Dan inilah aku menulis tentang daftar yang aku syukuri setelah kamu hadir disini,
1. Terima kasih kau telah mau mengenalku
2. Terima kasih kau telah memperhatikanku
3. Terima kasih kau telah membuatku tertawa
4. Terima kasih telah mengirimkan ucapan selamat pagi.
5. Terima kasih telah memaksaku untuk tidak tidur larut dan memberikan ucapan selamat tidur
6. Terima kasih telah bersedia aku ganggu
7. Terima kasih telah menjadi dirimu sendiri didepanku
8. Terima kasih untuk setiap rangkulan yang terasa nyaman
9. Terima kasih atas segala yang kau ceritakan kepadaku
10. Terima kasih untuk pertemuan yang tak terlupakan
11. Terima kasih sudah mengijinkan ku mengerti tentangmu
12. Terima kasih kamu telah menyediakan waktu untukku
13. Terima kasih telah mengajakku kegereja, setelah absen 10 minggu
14. Terima kasih untuk hari hari menyenangkan
15. Terima kasih untuk segala kegilaanmu.

Terimakasih atas segalanya yg kau beri, kuharap daftar ini tak berhenti disini saja. Kuharap data serta kisah tentangmu tidak berakhir maka dengan itu sengaja ku buat NANGGUNG agar kau penasaran dan berharap kisah berlanjut. Egois sekali bukan, diriku? Malah menjadikanmu objek bercerita. Malah menjadikanmu ... Ah kau pun menikmatinya bukan? Bukannkah kau pun yang meminta aku menulis ini? Kalau aku boleh tau untuk apa? Apa yang membuatmu tertarik? Selalu aku penasaran kepadamu. Kamu seperti candu yang kucoba lalu membuatku ketagihan. Ah entah dimana aku mencari penawar candu tersebut. Apa dari kamu? Dari tiap lekuk wajah dan bibirmu yang kuingat? Aku tak tahu. Kuharap candu yang memabukkan ini tak membunuhku. Itu yang kuharap. Karena ini memang hanya angan bukan dalam kenangan. Semoga berlanjut dan TIDAK NANGGUNG. Seperti gerimis.

Aku tak tahu kini.. Aku salah atau tidak saat mengenalmu. Menyelam dalam dirimu yang banyak orang tidak setuju. Aku tak mengerti atau entah tak mau mengerti. Hanya menikmati atau benar menikmati. Aku tak tau yang kutahu aku nyaman. Nyaman seperti hujan gerimis yang datang saat panas mulai membunuh. Aku nyaman tapi aku mohon jangan seperti hujan gerimis. Karena kuyakin kau tau. Ya. Nanggung

No comments:

Post a Comment