Tuesday, February 11, 2014

Hati (ntah) Punya Siapa

Teruntuk hati yang kutuju,

Selamat sore mas. Dinginya hari ini tidak menyurutkan niatku untuk mengirim surat pada Kamu. Maaf mas aku baru saja pulang kuliah aku baru sempat menulis ini. Mas, yang aku panggil Kamu. Sadarkah kamu yang kutuju dalam surat ini itu kamu? Sebenarnya kamu tak perlu sadar mas, merasakan pun
LEbih dari cukup. Kita hanyalah angan mas. Yang tak tau ada dimana. Pertemuan pun kita tak pernah tau. Kapan dan dimana. Aku ingin tidak hanya dimimpi, berdua bercengkerama atau bahkan bercumbu dibawah lindungan bulan. Atau mungkin bercinta dalam kasur yang sama. Maafkan diriku mimpi terlalu jauh melambung dalam tidur.
Jangan ingatkan aku sekarang, mas. Aku sedang asik menulis surat ini. Jangan kau katakan bahwa aku sedang sendiri. Tapi mas, kesendirian bukan neraka. Hanya sebuah jalan dengan lobang yang begitu besar yang akan menjadi jembatan kita. Kita ada karena kita sedang sendiri, bukan? Mas, ingatlah jika kelak kita merajut apa yang aku impikan bahwa, surat yang kutulis ini tertuju tepat umtuk hatimu.
Salam sayang yang tak lekang oleh waktu, seperti malam yang tak lelah menemaniku. Bukan senja indah namun sesaat. Mas, ingat kamu milikku. Hanya aku seorang

Dari,
Yang ber(Mimpi) samamu

No comments:

Post a Comment