Untuk Hujan,
Selamat sore hujan, Aku berkirim surat ini dari kotaku Jogja. Kau sedang apa hujan? Apakah kau tidak sedang rindu aku? Aku butuh kau peluk. Sungguh. Bukan kehangatan yang kuinginkan, bahkan sekarang dingin pelukmulah yang kurindukan saat ini. Aku merindukanmu, datanglah kekotaku. Dimalam yang hangat memelukku dalam peluh cinta.
Semalam, kau datang menghampiriku dan memelukmu. Kau tau itu rasanya nyaman sekali.
Hujan, aku ingin bercerita atau menceritakan ulang tentang Cerita Hujan. Mungkin kamu sudah pernah dengar. Tapi tetap simak ceritaku ya?
Kata nenek moyangku, jaman dulu kalo ada yang sedang rindu, dia tak pernah berdoa. Karena mereka belum memiliki agama. Mereka menatap keras langitan yang menyapa dengan lembut. Mereka berharap engkau datang dengan segera dan menyampaikan rindu kepada orang yang mereka rindukan. Dan saat ujan datang mereka berbisik pelan kepadamu, untuk menyatakan seluruh rindu yang mereka pendam. Dan orang yang mereka rindukan pasti akan merasakan hal yang sama.
Hujan ceritaku tadi nyata ? Kalau iya cepat datang ya. Aku rindu kekasihku di kota lain. Kamu harus menyampaikan rinduku kepadanya.
Dari,
Penikmatmu
No comments:
Post a Comment